Apa Itu Manajemen? Fungsi, Unsur, Gaya, 20 Jenisnya

oleh | Okt 14, 2024

source envato.

Sebagian besar dari Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah manajemen atau dalam bahasa inggris disebut management.

Tapi, beberapa diantara kita tentu masih ada yang belum mengetahui dan awam tentang pengertian dari manajemen itu sendiri.

Sederhananya, manajemen adalah suatu seni pada ilmu dan juga pengorganisasian, seperti membuat perencanaan, pergerakan, membangun organisasi, serta melakukan pengawasan dan pengendalian.

Lantas, bagaimana bila management tersebut diterapkan ke dalam surat perusahaan?

Apa saja unsur yang ada di dalamnya? Dapatkan jawabannya dengan membaca artikel di bawah ini hingga selesai.

[lwptoc]

Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen

ilustrasi pengertian management. source envato

Dilansir dari laman Wikipedia, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya (baik manusia, keuangan, fisik, atau lainnya) untuk mencapai tujuan.

Management juga mencakup proses pengambilan keputusan, komunikasi, delegasi tugas, dan koordinasi antara berbagai bagian atau unit dalam organisasi.

Tujuan utama manajemen adalah untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan organisasi.

Efisiensi mengacu pada penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien, sedangkan efektivitas mengacu pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

management memiliki beberapa level, termasuk manajemen strategis, taktis, dan operasional, dan melibatkan berbagai fungsi seperti manajemen keuangan, sumber daya manusia, dan pemasaran.

Manajemen juga diterapkan dalam berbagai konteks organisasi, termasuk perusahaan, pemerintah, dan organisasi non-profit.

Pengertian Manajemen Menurut para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian management menurut para ahli:

  1. Mary Parker Follett: “Manajemen adalah seni mengatur dan memimpin orang untuk mencapai tujuan bersama.”
  2. Henri Fayol: “Manajemen adalah fungsi yang terdiri dari merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.”
  3. Peter Drucker: “Manajemen adalah tindakan mengubah sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi menjadi hasil yang berguna.”
  4. Harold Koontz dan Cyril O’Donnell: “management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.”
  5. James A.F. Stoner: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.”

Pengertian management dari para ahli tersebut memiliki kesamaan yaitu bahwa manajemen adalah proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.

Namun, mereka juga memiliki perbedaan dalam fokus dan penekanannya pada aspek-aspek tertentu dari management.

Baca juga: Konsep Manajemen: Pengertian dan 6 Karateristiknya

Fungsi Manajemen

Fungsi Manajemen

ilustrasi pengertian management. source envato

Terdapat empat fungsi management utama yang diakui secara luas dan dikenal sebagai fungsi manajemen POLC yaitu Plan, Organize, Lead, dan Control.

Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap fungsi tersebut:

1. Plan (Perencanaan)

Fungsi perencanaan mencakup menetapkan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, mengembangkan rencana taktis dan operasional, dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

2. Organize (Pengorganisasian)

Fungsi pengorganisasian mencakup membangun struktur organisasi yang tepat, mengidentifikasi pekerjaan yang perlu dilakukan, mengelompokkan pekerjaan menjadi unit-unit fungsional.

Serta menetapkan otoritas dan tanggung jawab, dan mengalokasikan sumber daya organisasi secara efektif.

3. Lead (Pengarahan)

Fungsi pengarahan mencakup memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi, mengarahkan karyawan dalam melaksanakan tugas mereka, membangun hubungan timbal balik yang baik dengan karyawan, dan mengembangkan karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan kinerja mereka.

4. Control (Pengendalian)

Fungsi pengendalian mencakup memantau kinerja organisasi dan individu, mengevaluasi hasil, menyesuaikan rencana dan strategi sesuai dengan perubahan lingkungan, dan membuat tindakan perbaikan untuk memastikan pencapaian tujuan organisasi.

Keempat fungsi manajemen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam prakteknya, manajer harus mampu mengintegrasikan fungsi-fungsi tersebut dan mengambil keputusan yang tepat dalam setiap tahapan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Baca juga: Sistem Informasi Manajemen : Arti, Fungsi, Contoh, dan Manfaatnya

Unsur unsur Manajemen

Unsur 5M dalam Manajemen

ilustrasi pengertian management. source envato

Unsur 5M dalam management adalah suatu kerangka kerja untuk mengidentifikasi dan memahami sumber daya yang diperlukan dalam operasi bisnis.

Nah, kelima unsur 5M tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manusia (Man)

Merujuk pada sumber daya manusia atau karyawan yang terlibat dalam proses manajemen.

Sumber daya manusia adalah unsur yang paling penting dalam management karena mereka adalah yang membuat organisasi berjalan.

2. Metode (Method)

Merujuk pada cara kerja yang digunakan dalam organisasi untuk mencapai tujuan.

Metode meliputi proses, kebijakan, dan prosedur yang digunakan dalam organisasi untuk mencapai tujuan.

3. Mesin (Machine)

Merujuk pada peralatan dan teknologi yang digunakan dalam organisasi untuk memfasilitasi proses produksi atau pelayanan.

Peralatan dan teknologi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi.

4. Material

Merujuk pada bahan baku, produk jadi, dan sumber daya lain yang digunakan dalam proses produksi atau pelayanan.

Material yang tepat dan efektif dapat mempengaruhi kualitas produk atau layanan dan kepuasan pelanggan.

5. Money (Uang)

Merujuk pada aspek keuangan organisasi, termasuk sumber pendapatan dan pengeluaran, anggaran, dan management keuangan secara keseluruhan.

Manajemen keuangan yang efektif sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan organisasi.

Kelima unsur 5M tersebut harus diintegrasikan dan diatur secara baik untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Manajer harus memastikan bahwa semua unsur ini bekerja secara sinergis dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Baca juga: Perilaku Organisasi Adalah: Pengertian, Manfaat, dan Ruang Lingkup Perilaku Organisasi

Jenis-jenis Gaya Manajemen

Gaya Manajemen

ilustrasi pengertian management. source envato

Gaya Manajemen yang Baik

1. Manajemen Visioner

Gaya manajemen visioner adalah pendekatan di mana seorang pemimpin atau manajer berfokus pada menciptakan visi dan memimpin organisasi dalam mencapai visi tersebut.

Pemimpin visioner memiliki kemampuan untuk membayangkan masa depan organisasi.

Dalam hal tersebut dilakukan pengembangan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan menginspirasi karyawan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan bersama.

Beberapa ciri-ciri gaya management visioner adalah sebagai berikut:

  1. Berfokus pada visi jangka panjang dan memandang masa depan dengan optimisme.
  2. Menempatkan kepercayaan dan keberanian pada karyawan untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Menginspirasi karyawan untuk mengambil risiko, berinovasi, dan mengembangkan keterampilan.
  4. Menumbuhkan budaya organisasi yang berfokus pada pencapaian tujuan dan kesuksesan jangka panjang.
  5. Menggunakan komunikasi yang efektif untuk menjelaskan visi dan tujuan organisasi, dan memotivasi karyawan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan bersama.

Kelebihan dari gaya manajemen visioner adalah mendorong karyawan untuk berinovasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam mencapai tujuan organisasi.

Namun, pendekatan ini juga memiliki risiko, karena pemimpin visioner dapat kehilangan keterkaitan dengan situasi dan kondisi saat ini.

Sehingga membutuhkan tim yang kuat dan mampu menerjemahkan visi menjadi tindakan konkret.

2. Manajemen Demokratis

Gaya manajemen demokratis adalah pendekatan di mana manajer atau pemimpin melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan organisasi.

Serta memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota tim untuk memberikan masukan dan saran.

Pemimpin demokratis bertindak sebagai fasilitator, memastikan bahwa semua suara didengar dan diakomodasi dalam pengambilan keputusan.

Beberapa ciri-ciri gaya manajemen demokratis adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki struktur organisasi yang terbuka dan fleksibel, di mana karyawan diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pandangan mereka.
  2. Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan organisasi, termasuk penetapan tujuan, perencanaan, dan pengembangan strategi.
  3. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua karyawan untuk memberikan masukan dan saran.
  4. Menekankan pada kolaborasi, kerja tim, dan keterlibatan karyawan.
  5. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka, serta untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam organisasi.

Kelebihan dari gaya demokratis adalah memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam operasi organisasi dan menghasilkan keputusan yang lebih baik dan lebih beragam karena melibatkan berbagai perspektif.

Selain itu, gaya management ini meningkatkan kepercayaan dan loyalitas karyawan terhadap organisasi, karena mereka merasa dihargai dan didengar.

Namun, kelemahan gaya manajemen demokratis adalah membutuhkan waktu dan sumber daya untuk melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, dan mungkin sulit untuk mencapai konsensus jika ada banyak sudut pandang yang berbeda.

Oleh karena itu, manajer atau pemimpin demokratis harus dapat mengelola waktu dan sumber daya dengan efektif agar tidak mengganggu operasi organisasi yang lancar.

3. Manajemen Transformasional

Gaya manajemen transformasional adalah pendekatan di mana pemimpin memotivasi dan menginspirasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama dengan mengembangkan hubungan yang kuat dan positif dengan mereka.

Pemimpin transformasional berfokus pada pengembangan karyawan secara pribadi dan profesional, memperhatikan kebutuhan individu, dan membangun visi yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja keras.

Beberapa ciri-ciri gaya manajemen transformasional adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki visi yang jelas dan menarik yang diartikulasikan secara jelas kepada karyawan.
  2. Memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu mereka berhasil.
  3. Mengembangkan hubungan yang kuat dan positif dengan karyawan, berfokus pada kebutuhan individu dan memberikan dukungan emosional.
  4. Menginspirasi karyawan untuk menjadi lebih baik, mengembangkan keterampilan, dan mencapai potensi mereka secara pribadi dan profesional.
  5. Mendorong karyawan untuk berinovasi, mengambil risiko, dan melakukan perubahan dalam organisasi.

Kelebihan dari gaya management transformasional adalah memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan organisasi, meningkatkan keterlibatan karyawan dan meningkatkan kinerja organisasi.

Selain itu, pendekatan ini dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas karyawan terhadap organisasi karena mereka merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka.

Namun, kelemahan dari gaya manajemen transformasional adalah memerlukan waktu dan usaha untuk membangun hubungan yang kuat dan positif dengan karyawan, dan mungkin tidak efektif jika karyawan tidak merespons dengan baik terhadap pendekatan pemimpin transformasional.

Selain itu, pemimpin transformasional harus berhati-hati agar tidak menjadi terlalu terlibat secara emosional sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang objektif.

4. Manajemen Pelatih

Gaya manajemen pelatih adalah pendekatan di mana pemimpin bertindak sebagai pelatih yang membantu karyawan mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan mereka.

Pemimpin yang menggunakan gaya manajemen pelatih memfasilitasi proses belajar dan pengembangan karyawan dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, memberikan dukungan, dan membimbing mereka menuju pencapaian tujuan.

Beberapa ciri-ciri gaya management pelatih adalah sebagai berikut:

  1. Fokus pada pengembangan keterampilan dan kemampuan karyawan melalui pelatihan dan pembelajaran.
  2. Memberikan umpan balik konstruktif dan jelas kepada karyawan tentang kinerja mereka.
  3. Mendorong karyawan untuk memecahkan masalah dan mengambil tanggung jawab atas tugas mereka.
  4. Membantu karyawan mengembangkan rencana tindakan untuk mencapai tujuan dan memberikan dukungan untuk melakukannya.
  5. Berfokus pada pembangunan hubungan yang kuat dan positif dengan karyawan, dengan memperhatikan kebutuhan individu dan memberikan dukungan emosional.

Kelebihan dari gaya ini adalah membantu karyawan meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka, meningkatkan kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan.

Selain itu, pendekatan ini dapat meningkatkan kepercayaan karyawan dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam pekerjaan mereka karena mereka merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin mereka.

Namun, kelemahan dari gaya management pelatih adalah memerlukan waktu dan usaha untuk memberikan pelatihan dan umpan balik yang efektif kepada karyawan, dan mungkin tidak efektif jika karyawan tidak merespons dengan baik terhadap pendekatan pelatih.

Selain itu, pemimpin pelatih harus berhati-hati agar tidak menjadi terlalu terlibat secara emosional sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang objektif.

Baca juga: Pengertian Manajemen: Jenis dan 4 Perannya

Gaya Manajemen yang Buruk

1. Manajemen Autokratis

Berdasarkan laman Cleverism, gaya manajemen autokratis adalah pendekatan di mana pemimpin mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan karyawan atau anggota tim.

Pemimpin yang menggunakan gaya manajemen autokratis memimpin dengan tegas dan memberikan instruksi yang jelas kepada karyawan tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.

Beberapa ciri-ciri gaya management autokratis adalah sebagai berikut:

  1. Pemimpin mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan karyawan atau anggota tim.
  2. Pemimpin memberikan instruksi yang jelas dan tegas tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
  3. Karyawan diperlakukan sebagai penerima instruksi dan diharapkan untuk melaksanakan perintah dengan disiplin.
  4. Pemimpin berfokus pada pengawasan dan pengendalian kinerja karyawan.
  5. Tidak ada kesempatan untuk diskusi atau partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan.

Kelebihan dari gaya ini adalah pemimpin dapat membuat keputusan secara cepat dan efektif tanpa membuang waktu untuk konsultasi atau persetujuan karyawan.

Selain itu, pendekatan ini mungkin efektif dalam situasi yang membutuhkan keputusan yang cepat dan tegas, seperti dalam situasi darurat atau di bawah tekanan waktu yang ketat.

Namun, kelemahan dari gaya ini adalah dapat mengurangi motivasi dan keterlibatan karyawan karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau memberikan masukan.

Selain itu, pendekatan ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak ramah atau bahkan menciptakan ketegangan antara pemimpin dan karyawan.

2. Manajemen Servant

Gaya manajemen servant adalah pendekatan di mana pemimpin memandang dirinya sebagai pelayan atau servant bagi karyawan atau anggota timnya.

Pemimpin yang menggunakan gaya management servant berfokus pada kebutuhan dan kepentingan karyawan dan bertujuan untuk membantu karyawan mencapai tujuan mereka dengan memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan.

Beberapa ciri-ciri gaya manajemen servant adalah sebagai berikut:

  1. Pemimpin menganggap dirinya sebagai pelayan atau servant bagi karyawan atau anggota timnya.
  2. Pemimpin berfokus pada kebutuhan dan kepentingan karyawan dan berusaha membantu karyawan mencapai tujuan mereka.
  3. Pemimpin memfasilitasi pengembangan karyawan dengan memberikan bimbingan, pelatihan, dan dukungan.
  4. Pemimpin mendorong karyawan untuk mengambil tanggung jawab atas tugas mereka dan memberikan kebebasan dan otonomi kepada karyawan dalam menjalankan tugas mereka.
  5. Pemimpin berusaha untuk membangun hubungan yang kuat dan positif dengan karyawan dan menghargai kontribusi mereka.

Kelebihan dari gaya ini adalah dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi karyawan, membangun kepercayaan dan rasa tanggung jawab di antara anggota tim, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

Selain itu, pendekatan ini mendorong pengembangan karyawan dan membantu mereka mencapai potensi mereka yang penuh.

Namun, kelemahan dari gaya ini adalah memerlukan waktu dan usaha untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan kepada karyawan, dan mungkin tidak efektif jika karyawan tidak merespons dengan baik terhadap pendekatan servant.

Selain itu, pemimpin servant harus berhati-hati agar tidak terlalu fokus pada kebutuhan karyawan sehingga dapat mengabaikan kepentingan organisasi secara keseluruhan.

3. Manajemen Laissez-faire

Berdasarkan laman Verry Well Mind, gaya manajemen laissez-faire adalah pendekatan di mana pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada karyawan atau anggota tim untuk membuat keputusan dan mengatur diri mereka sendiri tanpa banyak campur tangan atau pengawasan dari pemimpin.

Dalam pendekatan ini, pemimpin lebih banyak menjadi pengamat dan memberikan kebebasan penuh kepada karyawan untuk menentukan tindakan dan langkah yang harus diambil.

Beberapa ciri-ciri gaya management laissez-faire meliputi:

  1. Pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada karyawan atau anggota tim untuk membuat keputusan dan mengatur diri mereka sendiri.
  2. Pemimpin lebih banyak menjadi pengamat dan memberikan karyawan kebebasan untuk menentukan tindakan dan langkah yang harus diambil.
  3. Karyawan memiliki kontrol penuh atas pekerjaan mereka dan bekerja dengan otonomi.
  4. Pemimpin tidak terlibat dalam pengambilan keputusan sehari-hari dan memberikan ruang gerak penuh kepada karyawan.
  5. Pemimpin berharap bahwa karyawan mampu bekerja dengan efektif dan mandiri tanpa banyak pengawasan.

Kelebihan dari gaya ini adalah dapat meningkatkan rasa kepercayaan dan tanggung jawab di antara karyawan atau anggota tim, serta meningkatkan kreativitas dan inovasi.

Pendekatan ini dapat memberikan karyawan kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan menjalankan tugas mereka dengan cara yang paling efektif bagi mereka.

Namun, kelemahan dari gaya ini adalah dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian di antara karyawan yang membutuhkan arahan dan dukungan dari pemimpin mereka.

Selain itu, pendekatan ini mungkin tidak efektif dalam situasi di mana karyawan memerlukan pengawasan dan bimbingan yang lebih intensif, seperti dalam situasi yang kompleks atau dalam organisasi yang baru terbentuk.

4. ManajemenTransaksional

Gaya manajemen transaksional adalah pendekatan di mana pemimpin memberikan penghargaan atau hukuman kepada karyawan atau anggota tim berdasarkan kinerja mereka.

Pemimpin menggunakan sistem penghargaan dan hukuman sebagai cara untuk memotivasi karyawan dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan organisasi.

Beberapa ciri-ciri gaya management transaksional meliputi:

  1. Pemimpin memberikan penghargaan atau hukuman kepada karyawan atau anggota tim berdasarkan kinerja mereka.
  2. Pemimpin menggunakan sistem penghargaan dan hukuman sebagai cara untuk memotivasi karyawan dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
  3. Karyawan diberi tahu apa yang diharapkan dari mereka dan apa konsekuensi dari tindakan mereka.
  4. Pemimpin memberikan arahan dan dukungan kepada karyawan, tetapi tidak terlibat dalam tugas sehari-hari mereka.
  5. Pemimpin fokus pada tugas dan hasil yang harus dicapai, dan menggunakan penghargaan dan hukuman sebagai cara untuk mencapai tujuan organisasi.

Kelebihan dari gaya ini adalah dapat memberikan penghargaan kepada karyawan yang bekerja dengan baik dan memberikan hukuman kepada karyawan yang tidak mencapai standar yang ditetapkan.

Pendekatan ini dapat memotivasi karyawan dan membantu mereka fokus pada hasil dan tujuan yang harus dicapai.

Namun, kelemahan dari gaya ini adalah mungkin terlalu berfokus pada tujuan dan hasil, sehingga mengabaikan kebutuhan karyawan sebagai individu.

Selain itu, pendekatan ini mungkin kurang efektif dalam situasi di mana karyawan membutuhkan bimbingan dan dukungan yang lebih intensif, atau di mana tugas yang harus dijalankan sangat kompleks.

Baca juga: Manajemen Organisasi : Pengertian, Fungsi dan Tujuannya

Karakteristik Manajemen

Karakteristik Manajemen

ilustrasi pengertian management. source envato

Ada beberapa karakteristik utama yang terkait dengan manajemen, antara lain:

1. Orientasi pada Tujuan

Manajemen adalah tentang mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.

Oleh karena itu, management harus memiliki orientasi yang jelas terhadap tujuan ini dan mengambil langkah-langkah untuk mencapainya.

2. Proses

Manajemen melibatkan serangkaian proses yang berurutan, termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

Setiap proses memiliki tujuan dan tugasnya sendiri, tetapi semuanya saling terkait dan harus dilakukan dengan baik agar mencapai hasil yang optimal.

3. Multidimensional

Manajemen melibatkan banyak dimensi yang harus diambil keputusan dan ditangani.

Dimensi-dimensi ini termasuk management sumber daya manusia, keuangan, operasional, teknologi, dan pemasaran, di antara lainnya.

4. Keterampilan

Manajemen melibatkan keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan interpersonal, keterampilan komunikasi, keterampilan analitis, keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan kepemimpinan.

5. Proaktif

Manajemen harus menjadi proaktif dalam mengatasi masalah dan mengejar peluang baru.

Ini berarti management harus mampu merencanakan tindakan jangka pendek dan jangka panjang untuk memastikan kesuksesan jangka panjang organisasi atau perusahaan.

6. Bersifat Terus-menerus

Manajemen tidak berakhir setelah tujuan dicapai. Manajemen harus bersifat terus-menerus, dengan tujuan terus memperbaiki proses dan mencapai hasil yang lebih baik.

7. Fleksibel

Manajemen harus fleksibel dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan bisnis, teknologi, dan ekonomi.

Ini memungkinkan manajemen untuk tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan baru.

8. Kolaboratif

Manajemen melibatkan banyak pihak, termasuk manajer, karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.

Oleh karena itu, manajemen harus menjadi kolaboratif dan membangun hubungan yang kuat dengan semua pihak ini untuk mencapai tujuan organisasi.

Baca juga: Manajemen Bisnis Adalah: 5 Fungsi dan Komponennya

Jenis-jenis Manajemen

Jenis-jenis Manajemen

ilustrasi pengertian management. source envato

Selain memiliki banyak gaya,  manajemen juga memiliki banyak jenis. Ini adalah jenis manajemen yang paling umum.

1. Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang suatu organisasi dengan mempertimbangkan sumber daya dan lingkungan eksternalnya.

Manajemen ini melibatkan perencanaan strategis, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.

Beberapa hal yang terkait dengan manajemen strategis adalah sebagai berikut:

  • Visi dan Misi Organisasi: Visi dan misi organisasi harus didefinisikan dengan jelas agar manajemen strategis dapat berfokus pada mencapai tujuan jangka panjang organisasi.
  • Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal: Manajemen strategis harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan eksternal seperti persaingan, pasar, regulasi pemerintah, dan faktor-faktor internal dengan kerangka swot.
  • Penetapan Strategi: penetapan strategi dapat berupa pengembangan produk, ekspansi pasar, restrukturisasi organisasi, atau penghematan biaya.
  • Pelaksanaan Strategi: Dilakukan dengan membangun sistem dan struktur organisasi yang tepat serta mengalokasikan sumber daya secara efektif.
  • Evaluasi Strategi: Manajemen strategis harus mengevaluasi apakah strategi yang dijalankan berhasil mencapai tujuan jangka panjang organisasi atau tidak.

Jika tidak berhasil, manajemen strategis harus memperbaiki strategi yang telah ditetapkan.

Manajemen strategis sangat penting bagi organisasi karena membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjangnya dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal dan internalnya.

Hal ini memungkinkan organisasi untuk lebih siap menghadapi tantangan di masa depan dan dapat mempertahankan keunggulannya di pasar.

2. Manajemen Penjualan

Manajemen penjualan adalah suatu proses pengelolaan dan pengawasan terhadap kegiatan penjualan dalam sebuah organisasi.

Manajemen penjualan melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan penjualan dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan, memperbaiki efisiensi dan efektivitas penjualan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Beberapa hal yang terkait dengan manajemen penjualan adalah:

  • Analisis pasar: Melakukan analisis pasar untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan serta memperkirakan tren pasar di masa depan.
  • Penetapan target penjualan:  Penetapan target penjualan yang realistis berdasarkan potensi pasar dan sumber daya yang tersedia.
  • Perencanaan penjualan: Harus merencanakan strategi dan taktik penjualan untuk mencapai target tersebut, seperti penetapan harga, promosi, dan distribusi.
  • Pelaksanaan penjualan: yaitu melaksanakan kegiatan penjualan dengan efektif dan efisien, termasuk mengelola staf penjualan, mengawasi proses penjualan, dan cek kepuasan pelanggan.
  • Evaluasi penjualan: mengevaluasi apakah target penjualan telah tercapai atau tidak. Jika tidak tercapai, manajemen penjualan harus mencari penyebabnya dan membuat perbaikan.

Manajemen penjualan sangat penting bagi organisasi karena keberhasilan penjualan sangat menentukan keberhasilan organisasi.

Dengan melakukan management penjualan yang baik, organisasi dapat meningkatkan penjualan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan keuntungan.

3. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan pemasaran untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memenuhi tujuan organisasi.

Manajemen pemasaran mencakup pengembangan produk, penetapan harga, promosi, dan distribusi.

Berikut adalah beberapa hal yang terkait dengan manajemen pemasaran:

  • Analisis Pasar: Manajemen pemasaran harus melakukan analisis pasar untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan serta memperkirakan tren pasar di masa depan.
  • Pengembangan Produk: Harus mengembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
  • Penetapan Harga: Menentukan harga yang sesuai dengan nilai yang diberikan kepada pelanggan serta mengikuti kondisi pasar.
  • Promosi: Merancang dan melaksanakan kegiatan promosi untuk menarik perhatian pelanggan dan meningkatkan kesadaran merek.
  • Distribusi: Mengatur dan mengelola sistem distribusi agar produk dapat tersedia dengan mudah di pasar.
  • Pengukuran Kinerja: mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kegiatan pemasaran yang telah dilakukan, dan melakukan perbaikan untuk kegiatan pemasaran selanjutnya.

Manajemen pemasaran sangat penting bagi organisasi karena membantu organisasi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan keuntungan.

Dengan melakukan management pemasaran yang baik, organisasi dapat meningkatkan penjualan, memperluas pangsa pasar, dan membangun citra merek yang kuat.

4. Manajemen Hubungan Masyarakat

Manajemen hubungan masyarakat (public relations atau PR) adalah serangkaian kegiatan untuk memelihara, meningkatkan, atau membangun hubungan antara organisasi dengan publik atau stakeholder yang terkait.

Tujuan utama dari management hubungan masyarakat adalah membangun citra positif organisasi di mata publik dan stakeholder yang terkait.

Beberapa hal yang terkait dengan manajemen hubungan masyarakat adalah:

  • Identifikasi Stakeholder: Mengidentifikasi stakeholder yang terkait dengan organisasi, seperti pelanggan, karyawan, pemerintah, media, dan masyarakat umum.
  • Penyusunan Strategi: Setelah mengidentifikasi stakeholder, manajemen humas dapat menyusun strategi untuk memelihara atau meningkatkan hubungan dengan stakeholder tersebut. Strategi ini dapat berupa kegiatan komunikasi, promosi, acara, atau program sosial.
  • Komunikasi: Perlu dilakukan komunikasi dengan baik kepada stakeholder tentang produk, program, atau kegiatan organisasi.
  • Media: Diperlukan hubungan yang baik dengan media, baik media cetak maupun elektronik, karena media merupakan sarana penting untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
  • Krisis manajemen: Harus siap menghadapi krisis atau situasi darurat, seperti kecelakaan, bencana alam, atau masalah hukum. Memberikan informasi yang akurat dan jelas kepada publik dan stakeholder terkait.

Manajemen hubungan masyarakat sangat penting bagi organisasi karena membantu organisasi membangun citra positif di mata publik dan stakeholder terkait.

Dengan melakukan management hubungan masyarakat yang baik, organisasi dapat meningkatkan kepercayaan dan dukungan dari publik dan stakeholder, serta meningkatkan keuntungan dan pertumbuhan bisnis.

5. Manajemen Operasi

Manajemen operasi adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian aktivitas produksi untuk mencapai tujuan bisnis yang ditetapkan oleh suatu organisasi.

Manajemen operasi biasanya terkait dengan produksi barang atau jasa.

Beberapa hal yang terkait dengan manajemen operasi adalah:

  • Perencanaan Produksi: harus merencanakan produksi untuk memastikan ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan peralatan yang diperlukan untuk produksi.
  • Pengorganisasian Produksi: harus mengorganisasi proses produksi agar berjalan dengan efisien dan efektif. Hal ini meliputi pengaturan aliran produksi, pemilihan mesin dan peralatan, serta pemberian tugas kepada karyawan.
  • Pengawasan Produksi: harus memantau produksi untuk memastikan bahwa target produksi tercapai dengan baik dan dalam batas waktu yang ditentukan.
  • Pengendalian Kualitas: harus memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
  • Manajemen Rantai Pasokan: harus memastikan bahwa rantai pasokan berjalan dengan baik, yaitu mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, penyimpanan, hingga pengiriman ke konsumen.
  • Pengendalian biaya: harus mengelola biaya produksi agar tetap efisien dan dapat meningkatkan keuntungan organisasi.

Manajemen operasi sangat penting bagi organisasi karena dapat mempengaruhi keberhasilan bisnis.

Dengan melakukan manajemen operasi yang baik, organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi, meningkatkan kualitas produk, serta mengurangi biaya produksi.

Hal ini dapat meningkatkan keuntungan dan pertumbuhan bisnis.

6. Manajemen Rantai Pasok

Manajemen Rantai Pasokan

ilustrasi pengertian management. source envato

Manajemen rantai pasokan (supply chain management) adalah suatu sistem pengelolaan yang meliputi perencanaan, pengendalian, dan pengawasan terkait dengan pengadaan bahan baku, produksi, penyimpanan, pengiriman, dan distribusi produk atau jasa dari suatu organisasi ke konsumen akhir.

Tujuan utama dari manajemen rantai pasokan adalah untuk memastikan rantai pasokan dapat berjalan dengan lancar dan efektif, sehingga produk berkualitas dapat sampai ke pelanggan.

Beberapa hal yang terkait dengan manajemen rantai pasokan antara lain:

  • Pengadaan Bahan Baku: Memastikan bahwa bahan baku yang diperlukan untuk produksi tersedia dalam jumlah dan kualitas yang cukup.
  • Manajemen Persediaan: Mengendalikan persediaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan dan meningkatkan efisiensi.
  • Manajemen Produksi: Mempertimbangkan kebutuhan bahan baku, kapasitas produksi, dan waktu produksi.
  • Manajemen Pergudangan: Mengatur tempat penyimpanan agar meminimalkan biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi.
  • Pengiriman dan Distribusi: Memastikan pengiriman dan distribusi dilakukan secara tepat waktu, aman, dan efektif, sehingga produk dapat sampai ke tangan konsumen akhir dengan baik.

Manajemen rantai pasokan sangat penting bagi organisasi karena dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan rantai pasokan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mengurangi biaya operasional.

Dengan melakukan management rantai pasokan yang baik, organisasi dapat mengoptimalkan kinerja bisnisnya dan meningkatkan keunggulan bersaingnya.

7. Manajemen Pengadaan

Manajemen pengadaan (procurement management) adalah suatu sistem pengelolaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan atas pengadaan barang atau jasa dari pemasok atau vendor eksternal untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

Tujuan utama dari manajemen pengadaan adalah untuk memastikan bahwa organisasi dapat memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan dengan kualitas yang baik, dalam waktu yang tepat, dan dengan biaya yang terjangkau.

Beberapa hal yang terkait dengan manajemen pengadaan antara lain:

  • Identifikasi Kebutuhan: Mengidentifikasi kebutuhan organisasi secara jelas dan rinci sehingga dapat menentukan spesifikasi produk atau jasa yang dibutuhkan.
  • Evaluasi Vendor: Mengevaluasi terhadap vendor atau pemasok yang akan dipilih, termasuk mempertimbangkan reputasi, kualitas produk atau jasa, harga, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
  • Negosiasi Harga: Melakukan negosiasi harga dengan vendor atau pemasok untuk memastikan bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk atau jasa yang diberikan.
  • Pengadaan Barang atau Jasa: Mengawasi seluruh proses pengadaan, termasuk pemilihan vendor atau pemasok, pembuatan kontrak, pengiriman barang atau jasa, dan pembayaran.
  • Pengelolaan kontrak: Mengelola kontrak dengan vendor/pemasok secara efektif, termasuk memastikan bahwa semua ketentuan kontrak dipenuhi dan mengatasi masalah jika terjadi ketidaksepakatan.

Manajemen pengadaan sangat penting bagi organisasi karena dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya, memastikan pengadaan barang atau jasa yang dibutuhkan tepat waktu dan dengan biaya yang terkendali, dan memperkuat hubungan dengan vendor atau pemasok.

Dengan melakukan manajemen pengadaan yang baik, organisasi dapat mengoptimalkan kinerja bisnisnya dan meningkatkan keunggulan bersaingnya.

8. Manajemen Keuangan & Akuntansi

Manajemen keuangan dan akuntansi adalah dua bidang penting dalam manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan informasi keuangan organisasi.

Meskipun keduanya berkaitan dengan keuangan, namun ada perbedaan antara manajemen keuangan dan akuntansi.

Manajemen keuangan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aset dan sumber daya keuangan secara efektif dan efisien.

Tujuan utama dari manajemen keuangan adalah untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan yang dimiliki perusahaan dan memaksimalkan nilai pemegang saham.

Beberapa aspek yang terkait dengan manajemen keuangan antara lain:

  • Pengelolaan Kas dan Modal Kerja: Mengelola arus kas dan modal kerja perusahaan secara efektif untuk memastikan kelangsungan operasi perusahaan.
  • Investasi: Mengambil keputusan investasi yang cerdas untuk meningkatkan nilai perusahaan.
  • Pembiayaan: Memilih sumber pembiayaan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
  • Pengelolaan Risiko: Mengelola risiko yang terkait dengan keputusan keuangan untuk memastikan keberlangsungan perusahaan.

Sementara itu, akuntansi merupakan proses pencatatan, pengukuran, dan pelaporan transaksi keuangan organisasi.

Tujuan utama dari akuntansi adalah untuk memberikan informasi keuangan yang akurat dan relevan kepada para pengambil keputusan organisasi. Beberapa hal yang terkait dengan akuntansi antara lain:

  • Pencatatan Transaksi Keuangan: Akuntansi harus mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi di organisasi.
  • Analisis Keuangan: Akuntansi harus menganalisis informasi keuangan untuk memberikan wawasan dan pemahaman tentang kinerja organisasi.
  • Pelaporan Keuangan: Akuntansi harus menyediakan laporan keuangan kepada para pemangku kepentingan organisasi, seperti investor, kreditor, dan pemerintah.
  • Pengendalian Keuangan: Akuntansi harus memastikan pengendalian yang tepat terhadap keuangan organisasi untuk menghindari kecurangan dan kesalahan.

Keduanya saling terkait dalam pengelolaan keuangan organisasi. Manajemen keuangan menggunakan informasi keuangan yang disediakan oleh akuntansi untuk mengambil keputusan keuangan yang cerdas.

Sedangkan akuntansi menggunakan informasi keuangan untuk menyediakan laporan keuangan yang akurat dan relevan kepada para pemangku kepentingan organisasi.

Dengan mengintegrasikan manajemen keuangan dan akuntansi, organisasi dapat meningkatkan kinerja keuangan dan memperkuat posisi mereka di pasar.

9. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu proses yang dilakukan oleh manajer dalam mengelola sumber daya manusia dalam sebuah organisasi.

Hal tersebut termasuk perencanaan, perekrutan, seleksi, pelatihan, pengembangan, penilaian, dan penggajian karyawan.

Tujuan dari manajemen SDM adalah untuk mengoptimalkan produktivitas karyawan dan mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

Beberapa fungsi dan tugas dalam manajemen SDM antara lain:

  • Perencanaan SDM: Manajer SDM bertanggung jawab untuk merencanakan kebutuhan SDM, baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
  • Perekrutan dan Seleksi: Manajer SDM terlibat dalam perekrutan dan seleksi karyawan yang tepat untuk posisi yang dibutuhkan, dan juga melakukan verifikasi referensi dan wawancara.
  • Pelatihan dan Pengembangan: Manajer SDM mengembangkan program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan.
  • Evaluasi Karyawan: Manajer SDM melakukan penilaian karyawan secara rutin untuk mengevaluasi kinerja mereka dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
  • Manajemen Kompensasi: Manajer SDM menentukan gaji dan tunjangan karyawan, serta mengembangkan program insentif untuk memotivasi karyawan.
  • Manajemen Hubungan Karyawan: Manajer SDM membangun hubungan kerja yang baik dengan karyawan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan karyawan.

Manajemen SDM sangat penting dalam setiap organisasi, karena sumber daya manusia merupakan aset paling berharga dalam suatu perusahaan.

Dengan mengelola karyawan secara efektif, organisasi dapat meningkatkan produktivitas, meminimalkan konflik, dan mencapai tujuan mereka secara efektif.

10. Manajemen Teknologi Informasi

Manajemen Teknologi Informasi (TI) adalah suatu bidang manajemen yang berfokus pada penggunaan teknologi informasi dan sistem informasi untuk mencapai tujuan bisnis organisasi.

Manajemen TI meliputi perencanaan, pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem teknologi informasi dan infrastruktur yang digunakan dalam organisasi.

Beberapa fungsi dan tugas dalam manajemen TI antara lain:

  • Perencanaan TI: Manajer TI bertanggung jawab untuk merencanakan penggunaan teknologi informasi untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Pengembangan aplikasi: Manajer TI terlibat dalam pengembangan aplikasi dan perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
  • Manajemen basis data: Manajer TI mengelola basis data untuk memastikan integritas dan ketersediaan data organisasi.
  • Manajemen infrastruktur: Manajer TI bertanggung jawab atas pengelolaan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan sistem operasi yang digunakan organisasi.
  • Keamanan TI: Manajer TI mengelola keamanan sistem dan data organisasi, termasuk pencegahan dan penanganan insiden keamanan.
  • Manajemen proyek TI: Manajer TI merencanakan dan mengelola proyek pengembangan sistem informasi dalam organisasi.

Manajemen TI sangat penting dalam setiap organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menjalankan bisnisnya.

Dengan mengelola teknologi informasi secara efektif, organisasi dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas layanan, dan meningkatkan keamanan data.

Manajer TI juga harus memahami tren teknologi informasi terbaru dan beradaptasi dengan cepat untuk menjaga agar organisasi tetap kompetitif.

11. Manajemen R&D

Manajemen R&D (Research and Development) adalah suatu bidang management yang berfokus pada pengembangan produk, layanan, dan teknologi baru.

Manajemen R&D melibatkan berbagai aspek, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian aktivitas penelitian dan pengembangan.

Beberapa fungsi dan tugas dalam manajemen R&D adalah sebagai berikut:

  • Perencanaan R&D: Merencanakan dan mengembangkan strategi pengembangan produk dan teknologi baru untuk memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan keuntungan bisnis.
  • Pengelolaan tim R&D: Mengorganisasi dan mengawasi tim peneliti dan pengembang yang terlibat dalam aktivitas R&D.
  • Pengawasan proyek R&D: Bertanggung jawab atas pengawasan proyek R&D, termasuk pengendalian biaya, waktu, dan sumber daya.
  • Manajemen risiko: Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait dengan pengembangan produk dan teknologi baru.
  • Pengembangan produk: Mengembangan produk baru dari konsep hingga peluncuran produk ke pasar.
  • Pengembangan teknologi: Pengembangan teknologi baru dan inovatif yang dapat digunakan dalam produk baru atau diterapkan dalam proses bisnis organisasi.

Manajemen R&D sangat penting dalam setiap organisasi yang ingin terus berinovasi dan berkembang.

Dengan mengelola R&D secara efektif, organisasi dapat memperbaiki kualitas produk dan layanan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan produk dan teknologi baru yang dapat membedakan organisasi dari pesaingnya.

Manajer R&D juga harus memahami tren dan inovasi terbaru di industri mereka dan beradaptasi dengan cepat untuk tetap relevan.

12. Manajemen Rekayasa

Manajemen Rekayasa (Engineering Management) adalah suatu disiplin yang menggabungkan pengetahuan teknik dan management untuk mengelola organisasi yang berorientasi pada teknologi dan memastikan bahwa sumber daya teknologi dimanfaatkan secara efektif.

Manajemen rekayasa melibatkan koordinasi sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Beberapa fungsi dan tugas dalam manajemen rekayasa antara lain:

  • Perencanaan Teknis: Manajer rekayasa merencanakan dan mengembangkan strategi teknis untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan memilih teknologi yang paling sesuai untuk digunakan.
  • Pengelolaan Tim Teknis: Manajer rekayasa mengorganisasi dan mengawasi tim teknis yang terlibat dalam pengembangan produk atau layanan.
  • Pengawasan Proyek: Manajer rekayasa bertanggung jawab atas pengawasan proyek teknis, termasuk pengendalian biaya, waktu, dan sumber daya.
  • Manajemen Risiko: Manajer rekayasa mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko teknis yang terkait dengan pengembangan produk atau layanan.
  • Pengembangan Produk: Manajer rekayasa terlibat dalam pengembangan produk atau layanan baru dari konsep hingga peluncuran produk ke pasar.
  • Penyelesaian Masalah Teknis: Manajer rekayasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah teknis yang terjadi dalam pengembangan produk atau layanan.
  • Pengelolaan Sumber Daya Teknis: Bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya teknis, seperti perangkat keras dan perangkat lunak, dan memastikan bahwa sumber daya ini digunakan secara efektif.

Manajemen rekayasa sangat penting dalam organisasi yang memiliki fokus teknis atau teknologi tinggi.

Dengan mengelola sumber daya teknis secara efektif, organisasi dapat memperbaiki kualitas produk dan layanan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan produk dan layanan yang lebih inovatif.

Manajer rekayasa juga harus memahami tren teknologi terbaru dan beradaptasi dengan cepat untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin ketat.

13. Manajemen Program

Manajemen Program

ilustrasi pengertian management. source envato

Manajemen Program adalah disiplin management yang berfokus pada perencanaan, koordinasi, dan pengelolaan serangkaian proyek terkait yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Program dapat terdiri dari sejumlah proyek terkait atau satu proyek yang kompleks yang melibatkan banyak unit kerja dan sumber daya.

Beberapa fungsi dan tugas dalam manajemen program antara lain:

  • Perencanaan Program: Manajer program membuat rencana program yang komprehensif, termasuk tujuan, sasaran, waktu, biaya, dan sumber daya.
  • Koordinasi Proyek: Manajer program bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan serangkaian proyek terkait dalam program, dan memastikan proyek-proyek tersebut terintegrasi dan saling mendukung.
  • Pengelolaan Risiko: Manajer program mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan program.
  • Pengawasan Kinerja: Manajer program memantau kinerja program secara keseluruhan dan melakukan tindakan perbaikan jika diperlukan.
  • Pengelolaan Anggaran: Manajer program bertanggung jawab untuk mengelola anggaran program dan memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efektif.
  • Pengelolaan Tim: Manajer program mengatur dan mengawasi tim yang terlibat dalam program.
  • Komunikasi dan Laporan: Memberikan laporan secara berkala kepada para pemangku kepentingan dan memastikan bahwa komunikasi antara tim proyek dan pemangku kepentingan berjalan lancar.

Manajemen program sangat penting dalam organisasi yang memiliki proyek-proyek besar dan kompleks, karena program dapat membantu memastikan bahwa proyek-proyek tersebut berjalan sejalan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Manajer program harus mampu memahami tujuan program dan menetapkan prioritas untuk mencapai tujuan tersebut, serta harus memastikan bahwa semua proyek dalam program dijalankan dengan efisien dan efektif.

14. Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah disiplin management yang bertujuan untuk merencanakan, mengelola, dan menyelesaikan proyek dengan sukses.

Proyek didefinisikan sebagai usaha terbatas yang memiliki tujuan tertentu dan terdiri dari serangkaian tugas yang saling terkait.

Manajemen proyek melibatkan penerapan keterampilan, teknik, dan alat untuk memenuhi persyaratan proyek yang didefinisikan sebelumnya, termasuk tujuan, waktu, biaya, dan kualitas.

Beberapa elemen utama dalam manajemen proyek antara lain:

  • Perencanaan Proyek: Langkah awal dalam manajemen proyek adalah membuat rencana proyek yang jelas dan terperinci, termasuk tujuan, jadwal, anggaran, sumber daya, dan risiko yang terkait dengan proyek.
  • Pelaksanaan Proyek: Setelah perencanaan selesai, proyek dapat dimulai dengan membangun tim proyek dan memulai pelaksanaan tugas sesuai rencana proyek.
  • Pengendalian Proyek: Selama pelaksanaan proyek, manajer proyek harus memantau kemajuan proyek, mengelola perubahan, mengidentifikasi dan mengelola risiko, dan mengelola masalah yang muncul selama proyek.
  • Penyelesaian Proyek: Setelah proyek selesai, manajer proyek harus melakukan evaluasi dan analisis hasil proyek, serta memberikan pelaporan dan dokumentasi yang sesuai.

Beberapa keterampilan penting yang dibutuhkan untuk menjadi seorang manajer proyek yang sukses antara lain kemampuan perencanaan, pemecahan masalah, pengorganisasian, komunikasi, dan kepemimpinan.

Selain itu, manajer proyek harus dapat bekerja sama dengan anggota tim proyek, stakeholder, dan pelanggan untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan tujuan proyek tercapai.

Manajemen proyek sangat penting dalam berbagai industri dan disiplin, termasuk teknologi informasi, konstruksi, manufaktur, pemasaran, dan layanan kesehatan.

15. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, dan pengelolaan risiko dalam organisasi atau proyek.

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya peristiwa atau kondisi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi atau proyek.

Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan dan meningkatkan kesempatan yang menguntungkan.

Beberapa tahapan dalam manajemen risiko antara lain adalah sebagai berikut:

  • Identifikasi Risiko: Tahap awal dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi risiko potensial yang dapat mempengaruhi organisasi atau proyek. Risiko dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal.
  • Analisis Risiko: Melakukan analisis risiko untuk menentukan dampak dan kemungkinan terjadinya risiko. Hal ini dilakukan dengan memperkirakan kejadian, kerugian, dan efek negatif yang mungkin terjadi jika risiko terjadi.
  • Penilaian Risiko: Mengkombinasikan dampak dan kemungkinan terjadinya risiko. Tujuan dari penilaian risiko adalah untuk menentukan risiko mana yang harus diprioritaskan untuk pengelolaan risiko.
  • Pengelolaan Risiko: Mengembangkan strategi untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Strategi yang dapat digunakan untuk mengelola risiko antara lain menghindari risiko, mentransfer risiko, mengurangi risiko, dan menerima risiko.
  • Monitoring dan Evaluasi: Memantau dan mengevaluasi risiko secara teratur untuk memastikan bahwa strategi pengelolaan risiko yang telah dikembangkan berjalan efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan audit risiko dan memperbaharui rencana pengelolaan risiko.

Manajemen risiko dapat diterapkan di berbagai industri dan disiplin, termasuk bisnis, keuangan, kesehatan, teknologi informasi, dan lingkungan.

Dalam bisnis, management risiko dapat membantu organisasi untuk menghindari kerugian finansial, menjaga reputasi, dan memastikan kelangsungan operasi bisnis yang berkelanjutan.

16. Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan adalah sebuah disiplin dalam management yang berfokus pada pengelolaan dan implementasi perubahan dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

Hal ini terkait dengan perubahan dalam berbagai aspek organisasi, seperti struktur, budaya, sistem, proses, dan sumber daya manusia.

Manajemen perubahan melibatkan identifikasi masalah atau peluang, perencanaan, pengembangan strategi, implementasi, dan evaluasi perubahan yang dilakukan.

Selain itu, manajemen perubahan juga melibatkan komunikasi yang efektif dan management perubahan dalam diri individu dan kelompok dalam organisasi.

Beberapa aspek yang terkait dengan manajemen perubahan meliputi:

  • Identifikasi Masalah atau Peluang: Manajemen perubahan dimulai dengan mengidentifikasi masalah atau peluang yang perlu diatasi atau dimanfaatkan. Hal ini dapat meliputi penurunan kinerja, kegagalan dalam mencapai target, perubahan dalam lingkungan bisnis atau regulasi, dan lain sebagainya.
  • Perencanaan: Mengembangkan strategi dan rencana tindakan yang tepat. Hal ini melibatkan analisis risiko, pengembangan strategi perubahan, dan penentuan sumber daya yang dibutuhkan.
  • Implementasi: Implementasi adalah tahap dimana rencana tindakan dijalankan. Hal ini melibatkan mengimplementasikan perubahan di seluruh organisasi, termasuk mengubah sistem, proses, struktur organisasi, dan kultur organisasi.
  • Evaluasi: Setelah perubahan diimplementasikan, evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi perubahan. Evaluasi dapat melibatkan pengukuran kinerja, pengumpulan umpan balik, dan penyesuaian strategi jika perlu.

Manajemen perubahan merupakan proses yang penting dalam organisasi karena dapat membantu organisasi menghadapi tantangan dan peluang baru.

Dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, management perubahan menjadi semakin penting untuk memastikan organisasi tetap kompetitif dan relevan.

17. Manajemen Kualitas

Manajemen kualitas adalah proses perencanaan, pengendalian, dan pengawasan kualitas produk atau layanan yang disediakan oleh suatu organisasi.

Tujuan dari management kualitas adalah untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang diberikan memenuhi atau melebihi standar kualitas yang ditetapkan, sehingga dapat memenuhi kepuasan pelanggan.

Manajemen kualitas melibatkan aktivitas-aktivitas seperti:

  • Perencanaan Kualitas: memilih standar kualitas, menentukan metode pengujian, dan membuat rencana tindakan untuk meningkatkan kualitas.
  • Pengendalian Kualitas: melakukan pengawasan terhadap produk atau layanan untuk memastikan kualitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  • Penjaminan Kualitas: memastikan bahwa semua proses dan aktivitas yang terkait dengan produksi atau penyediaan layanan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
  • Peningkatan Kualitas: melakukan evaluasi terhadap produk atau layanan dan membuat perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas.

Manajemen kualitas dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi, termasuk perusahaan manufaktur, layanan, dan organisasi nirlaba.

Beberapa alat yang sering digunakan dalam management kualitas antara lain diagram Pareto, analisis sebab-akibat, dan diagram alir proses.

18. Manajemen Inovasi

Manajemen inovasi adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengembangkan, menerapkan, dan memelihara inovasi dalam organisasi.

Inovasi dapat mencakup pengembangan produk baru, proses baru, atau strategi bisnis baru yang dapat membawa manfaat atau keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Beberapa aspek penting dari manajemen inovasi adalah:

  • Identifikasi Peluang Inovasi: organisasi harus dapat mengidentifikasi peluang inovasi dan mengembangkan visi dan strategi inovasi yang jelas.
  • Pengembangan Ide Inovatif: organisasi harus dapat mengembangkan ide-ide baru dan menguji konsep inovatif untuk menentukan ide mana yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
  • Proses Pengembangan Inovasi: organisasi harus memiliki proses yang jelas dan sistematis untuk mengembangkan inovasi, termasuk pengembangan prototipe, uji coba produk, dan pengujian pasar.
  • Manajemen Proyek Inovasi: organisasi harus menerapkan manajemen proyek yang efektif untuk mengelola pengembangan inovasi dan memastikan bahwa proyek tersebut selesai tepat waktu dan sesuai dengan anggaran.
  • Komunikasi dan Keterlibatan: organisasi harus memastikan bahwa keterlibatan dan komunikasi yang tepat terjadi antara semua pihak yang terlibat dalam pengembangan inovasi, termasuk manajemen, tim proyek, dan pelanggan.

Manajemen inovasi dapat membantu organisasi menciptakan nilai tambah dan memperoleh keunggulan kompetitif.

Dalam era digital, management inovasi juga dapat membantu organisasi mengembangkan teknologi dan strategi bisnis yang relevan dengan tren pasar dan kebutuhan pelanggan yang berubah.

19. Manajemen Desain

Manajemen desain adalah proses pengorganisasian dan pengendalian semua aspek dari desain dalam organisasi.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa desain yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan organisasi dan kebutuhan pelanggan, serta efisien dan efektif dalam hal biaya dan waktu.

Beberapa aspek penting dari manajemen desain adalah:

  • Identifikasi Kebutuhan Desain: organisasi harus memahami kebutuhan desain untuk produk atau layanan baru, serta faktor-faktor lain seperti anggaran dan waktu.
  • Pengembangan Desain: organisasi harus mengembangkan desain yang dapat memenuhi kebutuhan dan mempertimbangkan aspek-aspek seperti ergonomi, keamanan, dan fungsionalitas.
  • Evaluasi Desain: organisasi harus melakukan evaluasi terhadap desain untuk memastikan bahwa desain tersebut dapat memenuhi kebutuhan organisasi dan pelanggan.
  • Manajemen Proyek Desain: perlu secara efektif untuk mengelola pengembangan desain dan memastikan bahwa proyek tersebut selesai tepat waktu dan sesuai dengan anggaran.
  • Komunikasi dan Keterlibatan: organisasi harus memastikan bahwa keterlibatan dan komunikasi yang tepat terjadi antara semua pihak yang terlibat dalam pengembangan desain, termasuk manajemen, tim desain, dan pelanggan.

Manajemen desain sangat penting dalam industri kreatif seperti desain grafis, desain produk, dan arsitektur.

Namun, management desain juga dapat diterapkan di berbagai industri lain, seperti manufaktur, teknologi, dan layanan.

Dalam era digital, manajemen desain juga dapat membantu organisasi mengembangkan desain yang menarik dan mudah digunakan untuk produk dan layanan digital.

20. Manajemen Fasilitas

Manajemen fasilitas adalah proses pengelolaan dan pemeliharaan semua fasilitas fisik dalam sebuah organisasi.

Fasilitas fisik ini bisa berupa bangunan, peralatan, infrastruktur, dan area terbuka yang digunakan untuk berbagai kegiatan organisasi.

Beberapa fungsi dan tanggung jawab manajemen fasilitas antara lain:

  • Perencanaan Fasilitas: Bertanggung jawab untuk merencanakan penggunaan fasilitas organisasi agar efisien dan efektif. Mereka harus memahami kebutuhan organisasi dan membuat rencana jangka panjang dan jangka pendek yang mencakup pengelolaan ruang, peralatan, dan sumber daya lainnya.
  • Pengelolaan Fasilitas: Memastikan bahwa semua fasilitas organisasi berfungsi dengan baik dan tetap terawat. Mereka harus memperhatikan masalah perawatan rutin, seperti kebersihan, keamanan, perbaikan, dan perawatan peralatan.
  • Pengelolaan Lingkungan: Memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas organisasi. Mereka harus memastikan bahwa organisasi mematuhi semua peraturan dan regulasi lingkungan yang berlaku, serta mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas organisasi.
  • Pengembangan Proyek: Mengembangkan rencana untuk proyek besar seperti renovasi bangunan, pembangunan baru, atau perluasan fasilitas. Mereka harus merencanakan anggaran, jadwal, dan persyaratan teknis lainnya.
  • Manajemen Aset: Mengelola aset organisasi, termasuk inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan aset yang tidak diperlukan.

Manajemen fasilitas biasanya diterapkan dalam berbagai industri, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, pemerintahan, manufaktur, dan teknologi.

Manajemen fasilitas sangat penting untuk memastikan bahwa organisasi dapat beroperasi dengan efisien dan efektif, serta mempertahankan aset fisik yang penting untuk kesuksesan jangka panjang organisasi.

Baca juga: Manajemen Perkantoran: Definisi, Fungsi, dan 7 Tips

Infografis Ringkasan Materi

Infografis Ringkasan Materi

Baca juga: Pengertian Manajemen Operasional, Tujuan, Ciri Dan Fungsinya pada Bisnis

Kesimpulan

Kesimpulannya, manajemen adalah proses mengelola sumber daya dan aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Manajemen melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efektif dan efisien.

Gaya manajemen yang berbeda dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi, dan manajemen juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi, dan banyak lagi.

Dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang tepat, organisasi dapat mencapai keberhasilan dan pertumbuhan jangka panjang.

Namun, untuk manajemen keuangan dan pembukuan yang lebih baik, Anda bisa menggunakan software akuntansi untuk mempermudah proses akuntansi secara menyeluruh.

Dengan software akuntansi dan bisnis Accurate Online, Anda juga bisa melakukan pengelolaan manajemen rantai pasokan secara real time.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang memiliki fitur terlengkap seperti penggajian, penghitungan aset, penghitungan pajak, dana otomatisasi lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara mudah, cepat, dan instan.

Hanya dengan 200 ribu perbulan, Anda bisa menikmati segala fitur ini untuk efisiensi kemudahan bisnis Anda.

Telah digunakan oleh lebih dari ratusan ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia.

Anda juga bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan di bawah ini:

marketingmanajemenbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Anggi
Seorang wanita lulusan sarjana manajemen bisnis dan akuntansi yang hobi menulis blog tentang manajemen bisnis secara spesifik.

Artikel Terkait