Mengenal 7 Contoh Buku Besar dalam Akuntansi
Dalam dunia akuntansi, buku besar memiliki peran penting dalam mencatat dan menyusun transaksi keuangan sebuah perusahaan.
Contoh buku besar yang paling banyak didengar adalah buku besar umum atau general ledger.
Buku besar sendiri pada dasarnya adalah jurnal utama yang digunakan untuk mempertahankan catatan keuangan yang akurat.
Buku besar menyediakan informasi yang relevan tentang aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya perusahaan.
Nah, dalam artikel ini kami akan membahas beberapa contoh buku besar yang umum digunakan dalam praktik akuntansi.
Daftar Isi
Apa itu Buku Besar?
Dilansir dari laman Wikipedia, buku besar adalah salah satu komponen penting dalam sistem akuntansi suatu perusahaan.
Buku besar berfungsi sebagai jurnal utama yang mencatat dan mengorganisir transaksi keuangan perusahaan secara sistematis.
Dalam buku besar, setiap akun keuangan memiliki halaman atau daftar tersendiri di mana semua transaksi yang terkait dengan akun tersebut dicatat.
Tujuan utama dari buku besar adalah untuk mempertahankan catatan yang terperinci dan terorganisir tentang semua transaksi keuangan yang terjadi di dalam perusahaan.
Buku besar akan mencatat informasi tentang aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, biaya, dan semua jenis transaksi keuangan lainnya yang relevan dengan aktivitas bisnis perusahaan.
Baca juga: Buku Besar Akuntansi: Fungsi, Bentuk, Jenis, Contoh
Fungsi Buku Besar
Buku besar membantu perusahaan dalam beberapa hal, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pelacakan Transaksi
Buku besar akan mencatat secara rinci atas semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan.
Hal ini memungkinkan manajemen dan akuntan untuk melacak setiap transaksi dan mengidentifikasi sumbernya.
2. Pengorganisasian Data
Dalam buku besar, setiap akun memiliki halaman tersendiri. Hal ini memungkinkan pengorganisasian yang sistematis dari catatan keuangan perusahaan.
Data yang terkait dengan setiap akun akan dijaga agar tetap terpusat dan mudah diakses.
3. Penyusunan Laporan Keuangan
Buku besar menyediakan dasar untuk menyusun laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.
Informasi yang tercatat dalam buku besar bisa digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan informatif.
4. Analisis Keuangan
Dengan menggunakan buku besar, perusahaan dapat menganalisis kinerja keuangan mereka.
Data yang tercatat dalam buku besar memungkinkan manajemen untuk melihat tren, mengidentifikasi pola pengeluaran, dan mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan.
Dalam era digital seperti saat ini, buku besar sering diimplementasikan dalam bentuk elektronik menggunakan software akuntansi.
Penggunaan teknologi akan memudahkan pengelolaan buku besar, termasuk penginputan data, pengorganisasian, dan penyusunan laporan keuangan secara efisien.
Secara keseluruhan, buku besar merupakan alat penting dalam akuntansi yang membantu perusahaan dalam mencatat, mengelola, dan menganalisis transaksi keuangan.
Memiliki tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan bermanfaat bagi para pengambil keputusan.
Baca juga: Cara Membuat Buku Besar Akuntansi & Contoh Lengkapnya
7 Contoh Buku Besar
1. Buku Besar Umum (General Ledger)
Buku besar umum adalah contoh buku besar yang paling banyak digunakan dalam akuntansi.
Buku ini akan mencatat semua transaksi keuangan secara menyeluruh, termasuk aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya.
Setiap akun memiliki halaman khusus dalam buku besar umum, di mana semua entri terkait dengan akun tersebut dicatat secara terpisah.
2. Buku Besar Piutang (Accounts Receivable Ledger)
Buku besar piutang digunakan untuk mencatat semua transaksi piutang perusahaan.
Didalamnya mencakup catatan tentang penerimaan pembayaran dari pelanggan, penjualan kredit, dan penghapusan piutang yang tidak tertagih.
Contoh buku besar ini akan akan memberikan informasi penting tentang saldo piutang pelanggan dan membantu perusahaan memantau pembayaran yang belum diterima.
3. Buku Besar Utang (Accounts Payable Ledger)
Buku besar utang akan mencatat semua transaksi utang perusahaan.
Di dalamnya termasuk catatan tentang pembelian barang atau jasa dari pemasok, pembayaran yang telah dilakukan, dan saldo utang yang masih harus dibayar.
Contoh buku besar utang ini akan membantu perusahaan dalam mengelola kewajiban keuangan dan memantau jumlah utang yang masih harus diselesaikan.
4. Buku Besar Persediaan (Inventory Ledger)
Buku besar persediaan digunakan untuk mencatat semua transaksi persediaan perusahaan.
Di dalamnya mencakup catatan tentang pembelian, penjualan, pengembalian, dan penyesuaian persediaan.
Contoh buku besar persediaan ini akan membantu perusahaan dalam melacak jumlah persediaan yang tersedia, memantau pergerakan persediaan, serta mengevaluasi kinerja persediaan.
5. Buku Besar Tetap (Fixed Asset Ledger)
Buku besar tetap digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terkait dengan aset tetap perusahaan, seperti properti, peralatan, kendaraan, dan lain sebagainya.
Contoh buku besar ini akan mencatat perolehan, penyusutan, peningkatan nilai, serta penjualan atau penghapusan aset tetap.
Hal ini akan membantu perusahaan dalam melacak nilai, umur, dan keadaan aset tetap mereka.
6. Buku Besar Biaya (Expense Ledger)
Buku besar biaya digunakan untuk mencatat semua transaksi biaya perusahaan.
Di dalamnya mencakup catatan tentang biaya operasional, biaya pemasaran, biaya gaji, dan lain sebagainya.
Contoh buku besar ini akan membantu perusahaan dalam mengontrol dan mengelola pengeluaran, serta menganalisis pola pengeluaran yang berbeda.
7. Buku Besar Pendapatan (Revenue Ledger)
Buku besar pendapatan akan mencatat semua transaksi pendapatan perusahaan.
Di dalamnya mencakup catatan tentang penjualan produk atau jasa, pendapatan bunga, pendapatan dividen, dan lain sebagainya.
Contoh buku besar yang satu ini akan membantu perusahaan dalam memantau sumber pendapatan utama dan mengidentifikasi tren dan pola pendapatan.
Baca juga: Cara Memposting Jurnal & Membuat Buku Besar di Excel
Cara Menghitung Buku Besar
Menghitung buku besar melibatkan beberapa langkah penting yang harus diikuti dengan hati-hati.
Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung buku besar:
1. Identifikasi Akun
Tentukan akun-akun keuangan yang akan dicatat dalam buku besar.
Hal ini dapat mencakup akun aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, biaya, dan akun lain yang relevan dengan kegiatan bisnis perusahaan.
2. Membuat Daftar Akun
Buat daftar akun yang akan digunakan dalam buku besar. Setiap akun harus memiliki nama dan nomor identifikasi yang unik agar mudah diidentifikasi dan diurutkan.
3. Menyiapkan Halaman Buku Besar
Siapkan halaman buku besar untuk setiap akun. Setiap halaman harus memiliki kolom untuk tanggal transaksi, deskripsi transaksi, debit, kredit, dan saldo akhir.
4. Memasukkan Transaksi
Mulailah memasukkan transaksi ke dalam buku besar. Untuk setiap transaksi, tentukanlah akun yang terpengaruh, apakah itu akun yang akan didebit atau dikredit.
Catatlah tanggal transaksi, deskripsi singkat transaksi, dan jumlah yang relevan di kolom yang sesuai.
5. Menghitung Saldo
Setelah memasukkan transaksi, hitunglah saldo akun untuk setiap halaman buku besar. Jika transaksi adalah debit, tambahkan jumlah debit ke saldo sebelumnya.
Jika transaksi adalah kredit, kurangilah jumlah kredit dari saldo sebelumnya. Hasilnya akan menjadi saldo akhir untuk akun tersebut.
6. Menyusun Laporan Keuangan
Setelah semua transaksi dicatat dan saldo akhir dihitung, buku besar dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.
Informasi dari buku besar akan digunakan untuk mengkonsolidasikan data dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
7. Melakukan Rekonsiliasi
Selama proses menghitung buku besar, perlu dilakukan rekonsiliasi untuk memastikan bahwa jumlah yang dicatat dalam buku besar sesuai dengan jumlah yang seharusnya.
Di dalamnya akan melibatkan membandingkan catatan buku besar dengan sumber dokumen lainnya, seperti bukti transaksi, pernyataan bank, dan lain sebagainya.
Perlu digaris bawahi bahwa proses menghitung buku besar dapat lebih kompleks, tergantung pada ukuran dan kompleksitas perusahaan.
Dalam perusahaan yang lebih besar, perangkat lunak akuntansi sering digunakan untuk mempermudah pencatatan dan pengelolaan buku besar.
Baca juga: Akun T: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuat Akun T dalam Buku Besar
Kesimpulan
Jadi, buku besar merupakan jurnal utama dalam akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara terperinci dan terorganisir.
Dalam buku besar, setiap akun memiliki halaman tersendiri di mana transaksi terkait dengan akun tersebut dicatat.
Dengan menggunakan buku besar, perusahaan dapat melacak transaksi, mengorganisir data keuangan, menyusun laporan keuangan, dan menganalisis kinerja keuangan.
Proses menghitung buku besar akan melibatkan beberapa langkah, seperti identifikasi akun, membuat daftar akun, menyiapkan halaman buku besar, memasukkan transaksi, menghitung saldo akun, menyusun laporan keuangan, dan melakukan rekonsiliasi.
Dalam proses ini, penting untuk memastikan keakuratan dan kecukupan catatan yang dicatat dalam buku besar.
Dalam era digital seperti saat ini, software akuntansi sering digunakan untuk mempermudah pencatatan dan pengelolaan buku besar.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengotomatiskan beberapa tugas, menghasilkan laporan keuangan secara lebih efisien, dan meningkatkan akurasi data.
Nah, salah satu software akuntansi yang harus Anda pertimbangkan dan sudah dipercaya oleh ratusan ribu pengguna adalah Accurate online.
Software akuntansi dan bisnis ini mampu secara otomatis membuat buku besar dan menyelesaikan berbagai laporan keuangan Anda, seperti laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan neraca, laporan arus kas, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu, Accurate Online juga akan membantu Anda dalam melakukan penjualan dan pembelian, melakukan rekonsiliasi, mengelola persediaan barang, menyelesaikan urusan perpajakan, dan lain sebagainya.
Klik tautan gambar di bawah ini untuk mencoba Accurate Online selama 30 hari, Gratis!